Rabu, 10 Maret 2021

Delapan Tanda diterimanya Taubat

Masjid Al Fattah Tasikmalaya

"Kesempatan Taubat adalah bukti cinta Allah pada hamba-Nya

Innallaha yuhibu tawabin"

Syekh Muhammad Fathurahman | Qini Rajab 146

Sinyal diterima taubatnya seseorang tampak dalam delapan tanda: 

Hati-hati dengan urusan lidahnya. Sehingga mencegahnya dari dusta, mengerem dari ghibah dan laghwi pembicaraan yang tidak ada artinya. Sebaliknya, sibuk menyebut asma Allah dan membaca Al-Quran. 

Hati-hati dengan urusan perutnya. Tidaklah masuk ke dalam perutnya kecuali barang halal sekalipun sedikit. 

Hati-hati dengan urusan matanya Menjaga dari pandangan haram. Tidak menatap dunia dengan pandangan kecintaan. Pandangannya hanya sebatas ibrah (mengambil pelajaran). 

Hati-hati dengan urusan tangannya Tidak menggunakannya untuk yang haram. Ia hanya menggunakannya dalam ketaatan. 

Hati-hati dengan urusan kedua kakinya Tidak melangkah dengan keduanya dalam maksiat kepada Allah SWT. Hanya melangkah di jalan yang diridhai Allah SWT. 

Hati-hati dengan urusan hatinya Hati yang lembut, tidak mengeluarkan dari dalamnya rasa permusuhan, kebencian dan dengki kepada saudara sesama muslim. Hati yang tenang menerima nasehat, belaskasih pada orang-orang Islam. 

Hati-hati dengan urusan telinganya Tidak mendengarkan kecuali yang hak. Menutup telinga dari kasak-kusuk omongannya nyinyir.  

Hati-hati dalam beribadah  Ketaatannya dalam ibadah  murni untuk keridhaan Allah SWT, menjauhi riya' (pamer) dan nifaq (munafik).

Tuhan, aku telah melakukan perbuatan buruk

(Diceritakan), konon seorang pemuda dari Bani Israil menyembah Allah 20 tahun, kemudian mengkhianatiNya 20 tahun. Lalu ia melihat di cermin bahwa di jenggotnya terdapat uban. Ia merasa tidak enak dengan hal itu, maka ia pun berkata: 

”Tuhanku, aku menaatimu 20 tahun, kemudian aku maksiat kepadamu selama 20 tahun pula. Apabila aku kembali kepadaMu, apakah Engkau akan menerimaku?" 

Maka ia mendengar seseorang yang berkata tapi ia tidak dapat melihat orangnya: 

"Kamu mencintai Kami, maka Kami mencintaimu. Kamu meninggalkan Kami, maka Kami meninggalkanmu. Kamu mengkhianati Kami, maka Kami menangguhkanmu. Dan apabila kamu kembali kepada Kami, maka Kami akan menerimamu. ” 

Sebagian ulama berkata, Sesungguhnya seorang pemuda apabila ia menangis dari dosa-dosanya dan mengakui aib-aibnya di sisi Tuhan lalu berkata: ”Tuhan, aku telah melakukan perbuatan buruk," 

Tuhan berfirman: ”Dan Aku akan menutupinya.” 

Ia berkata lagi: "Tuhanku, aku menyesalinya,” 

Tuhan berfirman: "Aku mengetahuinya.” 

Ia pun berkata: ”Tuhanku, aku kembali,” 

Tuhan berfirman: ”Aku terima.”

Sumber: Tanwirul Qulub, Syekh Muh. Amin al Kurdi | Majelis Ketarekatan Idrisiyyah

Silakan Klik

MutiaraStore

Lengkapi Kebutuhan Anda


Tidak ada komentar:

Posting Komentar